Film Legenda Kelam Malin Kundang (2025) hadir sebagai adaptasi modern penuh misteri dari kisah rakyat legendaris Indonesia — dibalut thriller psikologis karya Joko Anwar.

Legenda Kelam Malin Kundang — Saat Dongeng Klasik Bertemu Thriller Kontemporer
Setelah bergema lewat berbagai judul film sukses, rumah produksi Come and See Pictures kembali mengejutkan publik dengan menghadirkan sebuah adaptasi baru dari cerita rakyat yang sangat populer: Malin Kundang. Film yang diberi judul Legenda Kelam Malin Kundang ini dijadwalkan tayang pada November 2025.
Tidak sekadar mengulang kisah klasik, versi ini mencoba menyulam kembali legenda dengan nuansa modern, misteri, dan ketegangan psikologis — jauh dari atmosfer dongeng tradisional yang kita kenal.
Dari Legenda ke Layar Lebar — Siapa di Balik Proyek Ini
Proyek ini diprakarsai oleh sineas berpengalaman Joko Anwar, yang mengambil tugas sebagai produser sekaligus salah satu penulis skenario. Ia didampingi oleh penulis lain, serta dua sutradara muda: Rafki Hidayat dan Kevin Rahardjo, menandai debut mereka di film panjang besar.
Kolaborasi produksi melibatkan Come and See Pictures, bersama dengan Rapi Films dan Legacy Pictures. Bahkan, untuk distribusi internasional digandeng agen world sales, menunjukkan ambisi agar film ini bisa tembus pasar global.
Setting Masa Kini, Tokoh Baru, dan Nuansa Misteri
Alih-alih mengambil latar masa lalu atau suasana tradisional seperti cerita folklorikal pada umumnya, Legenda Kelam Malin Kundang mengambil latar kontemporer. Tokoh utama bernama Alif — seorang pelukis micro painting — yang hidup di kota besar, merantau sejak muda, dan kemudian sukses.
Namun hidup Alif berubah ketika kecelakaan membuatnya kehilangan sebagian ingatan. Di tengah masa pemulihan, muncul seorang wanita tua yang mengaku sebagai ibunya — kemunculan tersebut membawa suasana mencekam dan penuh teka-teki. Siapa sebenarnya wanita itu? Apakah benar dia ibu Alif? Atau ada rahasia kelam yang selama ini tersembunyi?
Dari Kisah Anak Durhaka ke Trauma & Luka Batin
Versi klasik dari Malin Kundang identik dengan moral tradisional: anak durhaka diubah menjadi batu karena lupa ibunya.
Sementara dalam Legenda Kelam Malin Kundang, cerita dibangun ulang sebagai kisah dramatis penuh misteri dan konflik psikologis — menyoroti trauma, konflik batin, dan ketegangan emosional. Dengan demikian, film ini tidak hanya ingin menunjukkan kutukan akibat durhaka, melainkan juga menggali sisi manusia: rasa bersalah, kehilangan, dan pencarian identitas.
Para Pemain & Karakter — Wajah Baru Legenda Lama
Pemeran dalam film ini terdiri dari sejumlah aktor ternama dan baru, di antaranya: Rio Dewanto memerankan Alif, bersama dengan Faradina Mufti, dan Vonny Anggraini. Selain mereka, juga ada pemeran lain seperti Nova Eliza, Jordan Omar, dan Gambit Saifullah.
Kolaborasi ini menjadi reuni bagi Rio Dewanto bersama Joko Anwar setelah beberapa film sebelumnya, sekaligus menandai first time bagi Faradina Mufti dan Rio Dewanto bermain sebagai pemeran utama bersama dalam satu film.
Kenapa Versi Ini Layak Ditunggu?
- Memberi perspektif baru terhadap legenda klasik: Dengan setting modern dan konflik psikologis, film ini mungkin membawa banyak penonton melihat kisah Malin Kundang dari sudut berbeda — bukan hanya moral klasik, tapi juga nuansa manusia, emosi, dan misteri.
- Kualitas produksi dan kreativitas: Melibatkan sineas terkenal dan rumah produksi mapan, serta sutradara muda — kombinasi ini bisa membawa kesegaran dan keunikan dalam eksekusi visual dan narasi.
- Relevansi untuk generasi sekarang: Cerita yang diangkat ulang dengan latar kekinian memberi peluang agar legenda tetap dikenal dan diapresiasi oleh generasi muda yang mungkin tidak terlalu akrab dengan versi klasik.
- Atmosfer mencekam & dramatis: Genre thriller — misteri dan psikologis — menjanjikan pengalaman menonton berbeda dari film adaptasi dongeng tradisional.
Kesimpulan
Legenda Kelam Malin Kundang (2025) diprediksi menjadi salah satu film yang paling menarik perhatian akhir tahun ini. Dengan pendekatan modern, misteri dan pewarisan cerita rakyat lewat medium sinematik, film ini menawarkan cara baru mengenang dan memahami legenda klasik — bukan sekadar dongeng moral, tapi juga refleksi manusia, trauma, identitas, dan konsekuensi.
Bagi kamu yang penasaran — terutama karena judul ini membawa nama besar, cerita legendaris, dan balutan estetika baru — film ini layak untuk ditunggu. Siapkan diri untuk merasakan bagaimana legenda lama hidup kembali di layar lebar, dalam warna dan nada yang jauh lebih gelap dan menghantui daripada versi yang pernah kita dengar.
Untuk review film lainnya, pantau terus UPDATE FILM — update setiap hari buat kamu.
Baca Juga Now You See Me: Now You Don’t — Fakta, Pemeran & Tanggapan 2025
