Saksikan ulasan lengkap Kitab Sijjin & Illiyyin (2025): sinopsis, pemeran, pesan spiritual, dan respons penonton. Film horor lokal penuh balas dendam dan santet.

Kitab Sijjin & Illiyyin: Film Horor Religi Paling Mengguncang 2025
Film Kitab Sijjin & Illiyyin hadir sebagai salah satu karya horor Indonesia paling dinantikan tahun 2025. Disutradarai oleh Hadrah Daeng Ratu, film ini tidak hanya mengeksploitasi elemen supranatural dan ilmu hitam, tetapi juga menyentuh tema balas dendam, spiritualitas, dan keadilan sosial. Debut di bioskop pada 17 Juli 2025, film ini langsung mencuri perhatian karena atmosfernya yang intens, cerita yang emosional, dan pesan religius yang mendalam.
Sinopsis Singkat: Kisah Balas Dendam dan Santet
Tokoh utama dalam film ini adalah Yuli, diperankan oleh Yunita Siregar. Sejak kecil, Yuli mengalami penderitaan berat: kehilangan orang tua, dituduh sebagai anak selingkuhan, dan diperlakukan seperti pembantu di rumah ibu tirinya, Bu Ambar (diperankan oleh Djenar Maesa Ayu).
Dalam kehancuran emosionalnya, Yuli mencari kekuatan dari ilmu hitam untuk membalas semua pengkhianatan. Dia menemui seorang dukun dan merencanakan ritual santet yang mengerikan: ia harus memasukkan nama anggota keluarga Ambar — Laras (Dinda Kanya Dewi), Rudi (Tarra Budiman), Dean (Sulthan Hamonangan), dan Tika (Kawai Labiba) — ke dalam mayat yang baru meninggal, dalam waktu tujuh hari. Kegagalan dalam ritual itu akan membawa konsekuensi mematikan, bahkan bisa mengancam nyawanya sendiri.
Sementara kutukan santet mulai merambat, satu per satu korban mengalami kejadian supranatural yang mengancam nyawa mereka. Keluarga Ambar akhirnya terpaksa melibatkan tokoh agama untuk melakukan rukiyah demi mengusir gangguan gaib dan memutus rantai kutukan.
Makna “Kitab Sijjin” dan “Illiyyin”
Judul film ini meminjam istilah dari dua kitab metafisik dalam ajaran Islam:
- Kitab Sijjin: Dalam beberapa tafsiran, kitab ini mencatat amal jahat atau dosa orang-orang yang durhaka.
- Kitab Illiyyin: Sebaliknya, ini dianggap sebagai catatan amal bagi orang-orang saleh, yang berbuat baik dan taat.
Dengan menggunakan istilah ini, film seolah menggambarkan konflik batin dan moral Yuli — dia menggunakan kekuatan jahat (santet) tetapi keinginannya muncul dari luka, penindasan, dan harapan keadilan. Judul tersebut juga memberi nuansa religius yang mendalam, menyiratkan bahwa balas dendamnya bukan sekadar tindakan kriminal, tetapi juga perjuangan atas catatan dosa dan pahala.
Pesan Spiritual dan Nilai Religius

Walau berbalut horor dan ilmu hitam, film ini menyampaikan beberapa pesan religius dan moral yang cukup kuat:
- Keadilan vs Dendam: Yuli menggunakan santet karena merasa sangat dianiaya. Namun, film memberi gambaran bahwa balas dendam melalui ilmu hitam membawa konsekuensi serius — bukan jalan keluar yang mudah.
- Spiritualitas lokal: Ritual dukun, kutukan, serta penggunaan elemen supranatural mencerminkan kepercayaan lokal dan mitos mistik Indonesia. Film ini menunjukkan bagaimana spiritualitas tradisional bisa disalahgunakan.
- Rukiyah dan pemulihan: Saat kutukan mulai menghancurkan, keluarga korban tidak menyerah — mereka mencari pertolongan tokoh agama untuk rukiyah (doa, pembersihan spiritual). Ini menegaskan bahwa solusi supranatural pun bisa dipulihkan lewat keimanan dan usaha religius.
- Peringatan moral: Sutradara berharap penonton tidak sekadar menonton untuk takut, tetapi juga merenungkan bahwa kekuatan mistis bukan main-main dan dampaknya bisa menghancurkan jiwa.
Yunita Siregar, pemeran Yuli, pernah menyatakan bahwa karakter Yuli adalah salah satu peran paling kompleks dalam kariernya. Dia menggabungkan kerentanan, kebencian, dan keinginan untuk keadilan dalam satu sosok.
Kontroversi dan Sensitivitas
Seperti banyak film horor religi, Kitab Sijjin & Illiyyin juga menghadapi kritik dan kekhawatiran terkait konten spiritual dan mistik. Dalam diskusi publik, sebagian penonton khawatir bahwa penggambaran ilmu hitam (santet) bisa memberi inspirasi negatif atau menimbulkan kesalahpahaman tentang praktik supranatural.
Meski demikian, sutradara dan produser menegaskan bahwa film ini bukan glorifikasi ilmu hitam, melainkan refleksi tentang dampak negatif dari balas dendam dan kekuatan gaib yang disalahgunakan. Mereka juga menekankan bahwa ada elemen pemulihan — melalui rukiyah dan pertobatan — sebagai bagian penting dari narasi.
Respons media sosial cukup beragam. Banyak pengguna mengaku takut tapi terkesan, dan ada pula yang memuji keberanian film ini mengeksplorasi tema spiritual yang jarang disentuh oleh horor mainstream.
Kesimpulan
Kitab Sijjin & Illiyyin adalah salah satu film horor paling berani dan menggetarkan di Indonesia tahun 2025. Dengan menyatukan balas dendam, spiritualitas, dan kutukan ilmu hitam, film ini berhasil menciptakan atmosfer yang mencekam sekaligus menyentuh secara emosional. Keberhasilan di bioskop dan tanggapan antusias dari penonton menunjukkan bahwa audiens lokal siap menyambut horor yang lebih “berotak”.
Jika kamu penggemar horor yang menggabungkan elemen supranatural dengan konflik moral, film ini wajib masuk daftar tontonan. Dan setelah menonton, jangan lupa luangkan waktu untuk merenungkan pesan di balik judul: antara Sijjin yang mencatat dosa, dan Illiyyin yang mencatat kebaikan — di mana Yuli dan korban kutukan berada dalam silang takdir yang gelap.
Untuk review film lainnya, pantau terus Updatefilm— update setiap hari buat kamu.
Tonton Kitab Sijjin & Illiyyin Disini!
Baca Juga Review Film Jadi Tuh Barang – Komedi Sosial yang Nyentuh

1 thought on “Kitab Sijjin & Illiyyin: Review, Sinopsis & Fakta Film Horor Religi 2025”